Review


Milli and Nathan

                Milli and Nathan adalah film yang bertemakan cinta, remaja, dan masa lalu. Film ini menceritakan bagaimana kehidupan cinta Milli (Olivia Jensen Lubis) dan Nathan (Chris Laurent) yang selalu diuji dengan berbagai masalah. Mulai dari Nathan yang harus pindah ke luar kota sampai Milli yang sudah mempunyai pengganti Nathan saat Milli meluncurkan bukunya. Namun ternyata masalah mereka tidak berhenti di situ saja dan tidak semudah yang dibayangkan. Apakah mereka berhasil melewati itu semua? Saksikan saja ending dari percintaan dua anak manusia ini, Milli dan Nathan di bioskop kesayangan anda.
                Film Milli and Nathan mewakilkan kisah kebanyakan orang yang tidak bisa jauh dari masa lalunya dan Film ini mengandung banyak pesan yang dapat kita ambil dan diaplikasikan ke kehidupan kita. Contohnya adalah kehidupan berkeluarga yang demokratis dimana keluarga Milli menerima keputusan Milli yang berhenti kuliah demi menulis. Selain itu ada kehidupan persahabatan yang erat dan kompak di antara Milli dan kawan-kawannya dan mereka mempunyai permainan khas yang sering dilakukan di kelas saat guru meninggalkan kelas atau saat mereka ‘nongkrong’ di kafe. Permainannya adalah ‘Pancasila 5 Dasar’.
                Tentunya yang menjadi sorotan di sini adalah kisah di antara Milli dan Nathan dengan perjuangan mereka menyatukan cinta mereka dengan diakhiri pengorbanan dari keduanya. Milli and Nathan berpotensi untuk menjadi ‘duet nama’ di perfilman Indonesia seperi Rangga-Cinta di film Ada Apa dengan Cinta? dan Adit-Tita (Eiffel I’m In Love).
Director : Hanny Saputra
Script writer : Titien Wattimena







Inti cerita : ani bertemu dengan mantannya andri yang melamar pekerjaan di kantornya. Pacarnya andri juga melamar pekerjaan di kantor pacarnya ani. Ani berusaha untuk menyengsarakan mereka.

                Alanda Andriani, gadis berusia 25 tahun itu kini telah beranjak dewasa. Di umurnya yang masih 25 ia telah meraih segala impiannya.. kecuali.. cinta sejatinya..
BAB 1
Rapat
                Brumm.. Brum.. bunyi mobil dipanaskan menyala di parkiran rumah bercat biru muda itu. Ternyata pemiliknya sedang bersiap-siap untuk berangkat meeting di salah satu hotel ternama di Jakarta.  “Bu, Alan berangkat dulu ya. Doakan hari ini lancar.” Ibunya menatap dengan kagum anak sulungnya itu. “Iya nak, hati-hati di jalan ya!”. Hari itu Alan memakai kemeja putih berenda di bagian kerah yang ditutupi dengan blazer berwarna hitam elegan, rok mini berwarna hitam, high heels 10 cm berwarna hitam, tas berwarna putih dari merek ternama dan penampilannya disempurnakan dengan make-up naturalnya.
                Hari itu ia akan memulai rapat dengan para petinggi di perusahaannya, PT Famszious, perusahaan consumer good terbesar di Asia.